Senin, 20 September 2010

Jangan Tembak Bapakku, Nanti Dia Mati

Jangan tembak bapakku, nanti dia mati. Tolong wak, bapakku ditembak,� Itulah teriakan M Faruq (8), putra sulung M Ridwan alias Iwan (41) yang ditembak mati Tim Densus 88 Mabes Polri, Minggu (19/9) di kawasan TKA/TPA Al Furqon No Unit 160 Tandam Hilir II No 24, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

Desa Tandam Hilir II ini lebih dikenal dengan sebutan Kebun Pisang.

Cerita ini diperoleh POSMETRO MEDAN dari Siti Aulia (63), ibu Iwan yang ditemui di rumahnya di kawasan Kelurahan Stabat Baru, Kecamatan Stabat, Langkat, kemarin (20/9). Saat penembakan terjadi, jelas Siti, Faruq sedang memijit tubuh ayahnya. Jelas kematian ayahnya disaksikan mata kepala Faruq sendiri. Itu pula yang membuatnya masih syok berat hingga kemarin.

�Waktu ditembak polisi, Faruq melihatnya langsung,� ujar Siti, tengah bersiap melihat jasad putranya ke RS Bhayangkara (RS Brimob) di Jl KH Wahid Hasyim, Medan. Tak lagi terlihat bulir air mata dikelopak mata ibu beranak 5 itu. Yang tampak hanya keletihan dan rasa pilu yang begitu dalam.

�Udah kering air mataku menangis aja, dari tadi malam saya nggak ada tidur-tidur, aku teringat terus sama anakku. Kenapalah dia ditembak mati seperti itu sama polisi. Kalaupun dia bersalah kan bisa ditangkap dan proses sesuai hukum yang berlaku. Yang kupikirkan anaknya masih kecil-kecil, siapalah nanti yang memberinya makan,� isak Siti menyesalkan tindakan polisi.

Cerita Siti lagi, menurut cerita cucunya (Faruq-red), saat malam kejadian, Iwan dan Faruq berada di ruangan rumah. Iwan yang mengaku badannya pegal-pegal, minta dipijat sama Faruq. Selain memijit tubuh ayahnya, Faruq juga membekam tubuh sang ayah. �Faruq dan Iwan berada diruangan rumah, sedangkan dua adik Faruq lainya yakni Ifal (4 tahun) dan Harun (4 bulan) tidur di dalam kamar,� ungkap Siti.

Sementara Iwan rebahan menikmati kusuk anaknya, istrinya Nurmala Sari (38) sedang menyiapkan makanan untuk makan sahur mereka pagi itu. �Rencanannya, Iwan sama istrinya mau puasa 6 (puasa setelah ramadhan yang dimulai Senin 20 September 2010-red), itulah makanya istrinya menyiapkan makan sahur mereka.

�Saat memasak hidangan sahur, Nurmala di rumah orang tuanya. Kebetulan rumah Iwan dan mertuanya hanya bersebelahan,� ungkap Siti. Waktu itulah tiba-tiba saja rumah Iwan diserbu. Iwan yang sedang dikusuk anaknya langsung ditembak tanpa peringatan atau aba-aba apapun dari polisi.

�Iwan ditembak lagi dikusuk anaknnya, yang melihat betul peristiwa ini ya Faruq anak Iwan,� tukas Siti seraya mengaku tak tau lagi harus berbuat apa. �Sampai saat ini tak seorangpun keluarga diperkenankan untuk melihat jasad Iwan, kami hanya mendengar cerita dari anak Iwan yang mengatakan ayahnya ditembak di bagian dada dari jarak dekat sama polisi,� tambah Siti lagi.

Begitu Iwan ditembak, tubuhnya langsung diboyong polisi keluar dari dalam rumah. �Bahkan, Pak Kadus yang sempat bertanya ada apa ini sama polisi, diancam tembak. Jangan menghalang-halangi, mau kau kutembak,� ungkap Siti menirukan ucapan polisi tersebut seperti yang diceritakan kepadanya.

Istri Iwan Guru Ngaji TK

Lebih jauh, Siti menceritakan sosok Iwan dimatanya dan keluarga. �Kalau secara pribadi, kami tidak percaya kalau Iwan itu terlibat perampokan Bank CIMB seperti yang diberitakan. Sebab selain gigih berusaha, dua tahun terakhir ini Iwan juga punya usaha kilang batu bata di Kota Datar dan Pasar II Dondong. Selain itu, kalaupun dia mendapatkan uang hasil rampokan, nggak mungkin lebaran kemaren dia kesusahan,� aku Siti.

Siti yang didampingi anak dan menantunya, mengaku Iwan sosok anak yang baik dan bertangung jawab. �Setelah tamat STM di Brandan, Iwan ikut bekerja dengan seorang kontraktor Pertamina ke Jawa, selama 6 tahun Iwan berada diperantauan. Sekitar tahun 1990, ayah Iwan meningal,� jelasnya.

Sambung Siti lagi, �Karena jatuh sakit di perantauan, Iwan pun dijemput pulang oleh keluarga. Begitu pulih dari sakitnya, Iwan meneruskan usaha ayahnya yakni menjahit dan menempel sepatu di kawasan Pajak Stabat. Karena hasilnya tidak mencukupi, Iwan banting stir dan menetap bersama keluarga istrinya dikawasan Pasar V Tandem, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang. Ditempat ini, Iwan membuka usaha batu bata,�

Sementara, sejumlah warga terlihat enggan berkomentar soal penggrebekan tersebut. Namun Iwan sudah sekitar 7 tahun tinggal bersama 3 anak dan istrinya. Nurmala alias Mala (35) di Komplek Taman Kanak � Kanak Alquran/Taman Pembacaan Alquran Alfurqon No 24 Tandam Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang.

�Emang bapak siapa, kami nggak mau nanti gara�gara ngasih keterangan malah dijadikan saksi pula. Oh bapak dari wartawan ya, manatau orang Densus 88, ya kami takutlah,� ujar beberapa ibu rumah tangga yang ditemui POSMETRO MEDAN dan mulai bercerita.

�Oh kemarin malam serem kali lah, kejadiannya kira � kira sehabis sholat isya, beberapa mobil masuk ke dalam dekat rumah kami, lalu kami lihat ada lebih kurang 30 loh, katanya polisi Densus 88. Ya taulah, karena mereka itu mukanya ditutupi, bahkan saat mereka dobrak pintu rumah guru ngaji itu kami sempat lihat dari kejauhan, serem kali lah pak sampek sekarang kami ngeri ngelihatnya,� ungkap ibu yang enggan namanya dikorankan membuka cerita awal kedatangan pihak Densus 88.

Lanjutnya, �Memang seminggu puasa kemarin, keluarga Ibu Mala itu kedatangan dua orang, suami istri. Kami nggak tau apakah itu keluarga mereka atau enggak. Suaminya agak kecil orangnya, kalau istrinya pake jilbab. Belakangan kami dengar katanya tamu mereka itu mau berobat, karena memang kami lihat tangan kiri suami yang menjadi tamu Bu Mala itu diperban, katanya patah. Ya kami nggak begitu open namanya di kampung,� paparnya.

Sambungnya, �Terus kemarin malam, waktu kami dengar ada suara tembakan, Pak Ridwan suami Buk Mala yang kerjanya tukang sol sepatu itu kena tembak. Terus tamunya juga kena tembakan, tapi kami nggak tau kondisi terakhirnya cemana lagi,� ujar salah seorang ibu rumah tangga yang bertempat tinggal tak jauh dari TKP sedang menggendong anaknya yang masih kecil.

Sementara, di TKP, terlihat sejumlah pihak kepolisian sedang melakukan olah TKP di dalam rumah Iwan. Tampak beberapa unit komputer, buku petunjuknya dan sejumlah tafsir Alquran memenuhi ruangan rumah berdinding tepas dan papan serta beratap seng berukuran lebih kurang 4 x 6 meter yang memiliki 2 kamar berserakan dan terlihat beberapa noda darah yang sudah dibersihkan menggunakan lap. �

Selain menembak Iwan (38) dan Safrizal alias Izal (28), Tim Densus 88 juga mengamankan buku petunjuk penggunaan senjata api dan seperangkat CPU yang dicurigai menyimpan data�data rahasia. Sumber POSMETRO MEDAN juga menyebutkan Syafrizal (28) dan istrinya Asyaimah (19) merupakan penduduk asal Jawa yang hingga kini tak diketahui maksud dan kedatangannya ke perkampungan yang berjarak sekira 15 Km dari Mapolres Binjai.

Kepala Desa Tandam Hilir II, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Wardi SPd ketika dikonfirmasi POSMETRO MEDAN di TKP menyebutkan pihaknya tidak ada menerima laporan kedatangan kedua tamu yang tak dikenal di desanya dan mengaku mengenai tamunya hanya diketahui Kepala Dusun setempat melalui istrinya.

�Tamu yang datang itu ngelapor dengan Pak Kepala Dusun. Karena kebetulan Kadus tak ada waktu itu, yang menerima istri Kadus dan berdasarkan keterangan yang kita terima katanta kedua tamu itu mau berobat. Kedatangan mereka seminggu setelah puasa. Nama dari KTP-nya Syafrizal penduduk asal Dusun V Kebun Gunung Pamela, Desa Buluh Duri, status mereka suami istri. Kita nggak mengetahui persis berapa lama kejadian kemarin malam, karena orang tua pemilik rumah tadi kita tanyain pun, masih belum mau menjawab, sepertinya masih trauma jadi kita belum mau menanyainya lebih lanjut,� ungkap Wardi sekaligus menghimbau kepada warganya untuk melaporkan siapapun pendatang yang menginap di wilayah kerjanya dengan membawa foto copy KTP dan tetap mewaspadai hal � hal yang dikhawatirkan terjadi seperti ini kembali.

Masih amatan POSMETRO MEDAN di Mapolres Binjai, istri Ridwan alias Iwan masih dimintai keterangan di Mapolres Binjai. Namun AKBP Dra Rina Sari Ginting saat ditemui mengaku tidak ada melakukan pemeriksaan terkait kejadian yang dilakukan pihak Densus 88. �Nggak ada yang kita periksa,� bilangnya. Dan saat ditanya apakah TKP masih berada di wilayah jajarannya, Kapolres Binjai AKBP Dra Rina Sari Ginting yang saat itu didampingi Kapolsek Binjai, AKP Widya Budhi Hartati SIK menyebutkan masih melakukan pengecekan. �Kita lagi cek juga�. Ujarnya sambil berlalu tanpa memberi keterangan apapun.



# Mimpi Lihat Orang Potong Ayam Hitam

Musibah yang menimpa keluarga Siti Aulia, sudah diberikan tanda-tanda awal melalui mimpi. Mimpi yang semula dianggap sebagai bungga tidur tersebut, rupanya berkaitan dengan kejadian ini.

�Memang sebelumnya saya ngak ada merasakan firasat jelek apapun, tapi sebelum kejadian malam itu, atau tepatnya Sabtu malam, saya bermimpi. Dalam mimpu tersebut, saya melihat orang ramai memotong ayam hitam, anehnya ayam yang dipotong tadi semuanya berjengger, tidak ada yang tidak berjengger. Saya nggak tau persis saat itu, tapi yang saya inggat betul ayam hitam yang dipotong itu semua berjengger,� urai Siti.

Sementara Rijal (35) dan Hasbi (43) ipar korban, mengaku tidak percaya bila Iwan disebut terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga itu. �Kalau Iwan dibilang terlibat perampokan Bank CIMB tersebut, ngak masuk akal, sebab untuk membawa dirinya saja dia sudah kesusahan artinya dia berjalanpun payah, apalagi menenteng senjata, saya kenal betul siapa dia,� jelasnya.(wis/win/joe)
 

Cetak Berita Ini Berikan 
Tanggapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut