Senin, 20 September 2010

Jaringan Teroris Otak Perampokan di Medan

Terungkap sudah siapa aktor di balik perampokan di Kota Medan sekitarnya. Para pelaku adalah jaringan teroris yang diberi nama: KOMPLOTAN MEDAN oleh kepolisian. Sudah 18 pelaku ditangkap, 3 ditembak mati. Jaringan inilah yang menembak mati oknum Brimob Briptu Manuel Simanjuntak yang bertugas menjaga Bank CIMB Niaga Aksara.

Secara keseluruhan jaringan itu berjumlah 33 orang. Namun 15 pelaku lagi masih terus diburon. Jaringan ini mengaku digerakkan Musthofa alias Abu Tolut yang divonis 8 tahun 6 bulan di tahun 2005 karena terlibat kasus terorisme di Pulau Jawa. Namun Abu Tolut sudah bebas setelah mendapat remisi 4 tahun. Dan Abu Tolut yang kembali menggerakkan KOMPLOTAN MEDAN ini.

Selama tahun 2010, KOMPLOTAN MEDAN ini yang melakukan aksi perampokan besar di Kota Medan. Seperti 30 April lalu, jaringan teroris ini merampok Bank Sumut di Belawan. Uang Rp600 juta disikat. Kemudian 13 Juni silam giliran Bank BRI Amplas digasak. Uang yang digondol Rp60 juta.

Masih di hari yang sama, jaringan ini juga merampok Money Changer Belawan dengan hasil rampokan Rp97 juta. Pada perampokan ini pemilik Money Changer�- seorang pria Tionghoa�- ditembak di bagian dada, beruntung korbannya selamat. Dan terakhir, 18 Agustus, jaringan ini merampok Bank CIMB Niaga dan menggondol Rp400-an juta, plus menembak mati Briptu Manuel Simanjuntak dan dua satpam yang hingga kini masih dalam perawatan.

Seluruh pernyataan di atas disampaikan langsung Kapolri Jenderal Pol Drs H Bambang Hendarso Danuri MM yang datang berkunjung ke Aula Poldasu Lantai IV, Senin (20/9). Kapolri didampingi Kadiv Humas Mabes Polri Irjend Iskandar, Kapoldasu Irjend Pol Oegroseno, Kabid Humas Poldasu Kombes Baharuddin Djafar, dan Gubsu Syamsul Arifin.

�Jaringan dari kelompok teror yang melaksanakan kegiatan di wilayah Sumut mencapai 33 orang. Sebanyak 18 tersangka sudah ditangkap, dan 3 tersangka ditembak hingga mennggal di lokasi penangkapan. Ini merupakan jaringan yang tidak terputus karena terkait di berbagai wilayah di Sumatera Utara,� kata Kapolri yang akan pensiun di bulan Oktober bulan depan.

Adapun inisial ke 18 tersangka yang ditangkap yakni J alias S alias AA (31) warga Asahan, K alias KG alias AG (46) waerga Jalan Bahagia Gang Sehat, Kota Tanjung Balai, D alias A (tewas) warga Desa Datuk Tiga Kota Tanjung Balai, M alias Wak Nong (39) warga Dusun VI, Hamparan Perak, SS alias US (21) warga Sergai, Juki Wantoro alis Doni alias Rojer (tewas) warga Desa Joyo Surat Solo ditembak di Tanjungbalai, dan Deni alias Ajo (tewas) ditembak di Tanjung Balai.

Selanjutnya BKM alias A alias AJ alias I (36) warga Jalan Dr Harun, Kelurahan Kota Baru, Bandar Lampung, AS alias S (31) Jalan Imam Bonjol, Gang Durian, Kota Bandar Lampung, K alias H (43) warga Hamparan Perak. AS alias T (25) warga Jawa Tengah, P alias D (31) Desa Kalen, Lapongan, Jawa Timur. S alias A alias H (22) warga Jawa Timur, S alias A alias HS alias A (48) warga Magelang, SRA alias E alias P (22) warga Bengkalis, EIH (25) warga Desa Perdamaian, Stabat.

Sedangkan yang ditangkap di daerah Lampung adalah W (24) warga Bandar Lampung, HK alias HS (25) warga Jalan Imam Bonjol Gang Bukit IV, Bandar Lampung

Kapolri juga memaparkan, jaringan teroris KOMPLOTAN MEDAN dikenal terampil menggunakan senjata api karena sudah lama latihan di Sinabung dan Deliserdang.

Sementara, soal penggerebekan di Tanjungbalai, Kapolri mengungkapkan, Densus 88 sempat terlibat baku tembak dengan para tersangka.

�Para tersangka memiliki senjata api. Seperti di kawasan Tanjung Balai, tersangka Dani alias Ajo dan Juki Wantoro alias Doni alias Rojer terpaksa ditembak karena keduanya memakai senpi FN 45,� kata Kapolri.

�Sedangkan Ridwan alias Iwan (22) Warga Jawa Tengah ditembak di rumahnya di Hamparan Perak Stabat. Dari tangannya diamankan bahan peledak TNT seberat 1,5 kg. Kemudian ada lagi Marwan (39) alias Mak Nong warga Dusun VI, Hamparan Perak dan Abah alias Beben alias Reza wakil Alqaedah Mustaqin (MTQ) Aceh yang turut ditembak,� sambung Kapolri.

Namun, kata Kapolri, yang menembak Briptu Manuel Simanjuntak, bernama Taufik masih dalam pengejaran.

�KOMPLOTAN MEDAN ini juga sedang berencana melakukan perampokkan di kawasan Tanjung Balai. Itu pengakuan dari para tersangka yang ditangkap. Mereka sudah membeli peralatan seperti senjata dari Lampung. Uangnya hasil dari rampokan itu. Para pelaku tersebar di 13 titik Sumut, tapi kita belum bisa diendus keberadaannya,� tambah Kapolri berpanjang lebar.

Kapolri juga menyebutkan, KOMPLOTAN MEDAN digerakkan Musthofa alias Abu Tolut. Namun penangkapan KOMPLOTAN MEDAN ini tidak terlepas dari diungkapnya kasus latihan militer di si Jantuh (Aceh). Sebanyak 102 tersangka ditangkap. Bahkan, imbuh Kapolri, 33 berkas perkara para tersangka dalam waktu dekat akan disidangkan di Jakarta.

Kapolri Berang Densus Dituduh Aneh-aneh

Densus 88 sudah bekerja keras menangkap teroris yang berkaitan dengan perampokan Bank CIMB Niaga. Kerja keras Densus 88 tersebut jangan dinilai miring dan aneh-aneh. Itu Kata Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri.

�Mohon dapat dipahami, ini bukan untuk kepentingan siapa pun, tapi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. Jangan sampai anak-anak kami yang sudah bekerja dituduh aneh-aneh, mereka tidak kenal lelah,� katanya.

Dalam kesempatan itu, Kapolri pun sempat curhat tentang perjuangan Densus 88 yang mengorbankan kepentingan keluarga demi tugas negara.

�Mereka tidak kenal Lebaran. Wakadensus ibunya meninggal di Muaro Bungo Jambi 3 hari, langsung bergabung lagi. Kombes Edi istrinya meninggal dunia langsung kembali bergabung,� ungkap Kapolri.

Kapolri menegaskan tak ada hal yang ditutup-tutupi dalam rekayasa ini. Semuanya kasus teroris ini akan bisa diikuti masyarakat di pengadilan. Oleh karena itu dia meminta jangan ada komentar miring terhadap Densus 88.

�Jangan ada komentar-komentar miring yang selalu hujat Kepolisian Negara Republik Indonesia. Saya selaku Kapolri bertanggung jawab oleh apa yang dilakukan oleh jajaran saya. Semua berujung pada proses penegakan hukum,� tegas Bambang.

Kapolri juga menjelaskan kepada publik yang memandang miring atas keterlibatan Densus 88 dalam penuntasan kasus perampokan Bank CIMB Niaga. Kasus ini memang bukan kriminal murni.

�Ini tidak murni kriminal, jadi penanganan ini dilakukan Densus 88,� kata jendral yang bakal pensiun Oktober mendatang.

Menurut Kapolri, perampok Bank CIMB Niaga memang terkait dengan jaringan terorisme. Oleh karena itu, Kapolri mengapresiasi apa yang telah dilakukan Densus 88.

�Saya apresiasi anak-anak saya yang kerja tidak pernah berhenti sejak dari Bandung, langsung ke Sumut,� jelas dia.

Kapolri pun meminta dukungan publik untuk memberantas terorisme. Kapolri menjanjikan setiap kasus terorisme akan berujung pada pengadilan terbuka yang bisa diikuti publik.

�Penangkapan mereka akan berujung di persidangan terbuka, jadi tidak ada rekayasa,� ujarnya. (ali/vin)

Wanita Diperiksa di Mapolres Asahan

Pascapenggrebekan yang dilakukan tim Densus 88 Mabes Polri di satu rumah di Jalan Pesat Ujung Tanjungbalai, sebanyak 7 orang penghuni rumah sudah diamankan. Dua di antaranya tewas diterjang timah panas.

Kedua tersangka yang tewas itu adalah Dani alias Ajo dan Juki Wantoro alias Doni alias Rojer. Keduanya ditembak ketika berada di dapur persisnya di depan kamar mandi. Dari tangan kedua diamankan dua pucuk senpi jenis AK 56 dan FN 46, sangkur serta beberapa butir amunisi.

Selain itu, petugas juga mengamankan dua unit sepedamotor jenis Honda Revo dan Yamaha mio. Dua unit sepedamotor tersebut milik dua korban tewas.

Sedangkan lima orang lainnya yang masih hidup dibawa ke Mapolresta Tanjungbalai. Kelimanya masing-masing, Khairul Ghazali alias Ahmad Ghazali alias ustazd Ghazali (45) dan istri Maimunah (30) alias Kartini Panggabean warga Jalan Pesat Ujung Tanjungbalai.

Seterusnya Alex (30) indentitas belum diketahui, Elvi Samosir (25) warga Desa Air Genting Kecamatan Airbatu, Asahan dan Tri Lestari (24) warga Jalan Binjai Km 11,5 Suka bumi Lama Puji Mulya Kecamatan Sunggal Labuhan Deli Serdang.

Dari kelima penghuni rumah yang diamankan tersebut, dua orang di antaranya, Ghozali dan Alex dibawa petugas Densus 88 menuju Mapoldasu. Sedangkan tiga orang lainnya, Kartini, Elvi dan Tri Lestari masih menjalani pemeriksaan di Mapolresta Tanjungbalai.

�Dua orang penghuni rumah yang diamankan telah dibawa tim densus 88 Mabes Polri menuju Mapoldasu. Tapi tiga orang diantaranya masih kita periksa di komando untuk dimintai keterangan�, ungkap Kpolesta Tanjungbalai, AKBP Puja Laksana SH.

Dinyatakannya, dalam pemeriksaan sementara, ketiga perempuan itu tidak mengetahui pasti aktivitas tersangka yang tewas. Namun pihaknya masih akan melakukan pemeriksaan. Sayangnya, tak seorang wartawan diperbolehkan mewawancarai ketiga wanita itu. Akan tetapi, dalam pemeriksaan, ketiganya mengaku tidak pernah dilibatkan dalam pembicaraan apapun oleh para kaum pria. Bahkan, setiap ada tamu lelaki yang datang ke rumah, perempuan tidak dibenarkan ikut.

Dari keterangan perempuan yang diperiksa itu, kehadirannya hanya sebatas tamu untuk bersilaturahmi. Dan mereka telah berada selama dua minggu di rumah tersebut.

Polisi Tutup Jalur Tj Balai-Asahan

Pascapenggrebekan yang dilakukan tim Densus 88 Mabes Polri di sebuah rumah di Jalan Pesat Ujung Tanjungbalai, aparat kepolisian masih meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, petugas juga masih melakukan pengamanan di sekitar rumah tersebut.

Selain itu tim gabungan dari Polresta Tanjungbalai dan Polres Asahan terus memburu tersangka yang lolos dari penyergapan. Mereka menyisir sejumlah daerah yang diduga tempat persembunyian para tersangka teroris. Namun hingga kemarin belum ada yang ditangkap.

Namun untuk mengantisipasi lolosnya para tersangka, petugas menggelar sweeping di perbatasan Tanjungbalai-Asahan. Puluhan petugas bersenjata lengkap melakukan razia di simpang Batu Tujuh Kecamatan Simpang Empat Asahan. Selain itu petugas juga menyisir 5 titik pintu keluar masuk Tanjungbalai-Asahan, meliputi Simpang Pulau Tanjung, Simpang Teluk Dalam, Simpang Batu Tujuh dan Simpang Batu Sembilan.

Penyisiran daerah yang ditenggarai menjadi tempat persembunyian para tersangka itu dilakukan menggunakan dua unit mobil patroli. Selain melakukan penyisiran, petugas juga terus berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat sekitar penyisiran.

�Kita telah melakukan penyisiran di sejumlah daerah pintu keluar dan masuk Asahan-Tanjungbalai. Semua anggota yang ikut dalam operasi diperintahkan untuk melakukan pemeriksaan setiap warga yang melintas,� ungkap Kasatreskrim Polres Asahan, AKP Yoris Marzuki SIK.

Sedangkan untuk wilayah Tanjungbalai tetap di back-up petugas Polresta Tanjungbalai. Petugas Polresta Tanjungbalai melakukan pemeriksaan di daerah sekitar pelabuhan dan pinggiran tempat keluar. (arnes)

Kapolri Disambut Ledakan Radiator Mobil

Kedatangan Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri ke Medan diwarnai insiden kecil dengan meledaknya radiator mobil salah seorang penjemput di pelataran parkir VIP Bandara Polonia, Medan.

Ledakan mobil kijang GLX warna silver BK 1320 LJ membuat sejumlah aparat kepolisian yang siaga di depan VIP Bandara Polonia Medan menjadi heboh. Pasalnya selain mengeluarkan suara yang lumayan keras, radiator mesin mobil mengeluarkan asap yang banyak.

Mobil itu pun menjadi perhatian serius beberapa petugas Densus 88 yang berpakaian sipil, lantas pergi mengecek. Namun mobil itu baru diperiksa setelah pemiliknya mobil datang. Kemudian kap depan mesin dibuka. Dan ternyata radiatornya yang berasap.

Kapolri tiba di VIP Bandara Polonia sekira pukul 15.20 dengan menumpang pesawat carteran dari Jakarta. Kapolri dan rombongan dijemput dengan menggunakan mobil-mobil mewah. Dan sebelum meninggalkan VIP Bandara Polonia, Kapolri sempat dicegat puluhan wartawan yang sedari pagi menunggu. Namun sang jenderal tidak bersedia untuk diwawancara.

�Nanti saja ya wawancaranya di Poldasu,� kata Kapolri sembari memasuki mobil. (rud/smg) ��

Nanong dan Yono Dekat dengan Abu Bakar Baasyir

Marwan alias Nanong dan abang iparnya Kasman Hadiyono alias Yono yang ditembak di kawasan titi sungai Dusun I, Desa Kota Rantang, kecamatan Hamparan perak, Kabupaten Deli Serdang, mempunyai kedekatan dengan Abu Bakar Baasyir.

Kedekatan itu dibuktikan ketika Abu Bakar Baasyir tiga kali datang memberikan ceramah agama di kawasan Hamparan Perak. Dan Nanong menjadi supir untuk mengantarkan Abu Bakar Baasyir keliling Medan. Begitu juga Yono tampil sebagai juru pijat Abu Bakar Baasyir.

Terakhir kali Nanong dan Yono berhubungan dengan Abu Bakar Baasyir pada saat ceramah di lapangan sepakbola Hamparan Perak, setahun lalu.

�Memang, suami saya (Yono) dan Nanong punya hubungan dekat dengan Abu Bakar Baasyir setiap kali Abu Bakar Baasyir berkunjung ke Medan,� kata Misni.

Dijelaskan Misni, selama ini, Marwan dan Nanong merupakan laskar Mujahidin dan juga jemaat Majelis Ta�Lim �Asy-Syifa�, selama mengikuti jemaat itu, Yono rajin mengikuti pengajian di beberapa tempat yang telah ditentukan.

�Suami saya ini setiap seminggu sekali pasti pergi ngaji,� kata ibu anak 4 ini.

Disinggung keseharian Yono, ibu anak 4 ini mengatakan, selama ini Yono memiliki kepandaian mengobati orang dan juga menjual obat-obat untuk penyakit. Namun misni menepis kalau dia mengetahui aktivitas yang dilakukan suaminya.

�Suami saya itu tak pernah tak pulang, tapi kadang sering ikut laskar Mujahidin,� kata Misni.

3 Kali terlibat Kejahatan

Marwan alis Nanong yang menjadi ternyata memiliki 3 catatan kejahatan. Dia pernah menikam seorang pria di kawasan Belawan. Pernah juga merampok supir taksi di kawasan Simpang Kantor, dan pernah merampok nasabah bank di kawasan Langkat.

Dari catatan kejahatan itu, Nanong telah menjalani hukuman penjara beberapa kali. �Pada masa lajang, Nanong memang jahat, ngapain saya tutup-tutupi,� kata Misni

Dijelaskan kakak nomor 1 dari 12 bersaudara ini, dari itu, Nanong mengenal dengan seorang istri pada saat itu mereka tinggal di kawasan Canang. Namun hubungan rumah tangga adiknya itu tidak berjalan lama, akhirnya bercerai dan menikah lagi dengan Wanti, istrinya sekarang. Selama dengan Wanti, Nanong setiap hari bekerja tidak menetap.

Hingga akhirnya Nanong merantau selama 3 tahun di Aceh. Di kota Serambi itu Nanong belajar ilmu agama. Dan sekembalinya Nanong dari Aceh, dia mulai bersikap baik.

�Tapi sejak 6 bulan pulang dari Aceh, Nanong memang tak kerja,� kata Misni lagi.

Bahkan lanjut wanita berkurudung merah jambu ini, selama Nanong pulang ke Medan, dia jarang pulang ke rumah istrinya. Nanong kadang pulang bawa ikan dan sempat mengatakan dia bekerja sebagai nelayan.

�Terakhir kali adik saya itu bilang Nanong kerjanya nelayan,� katanya Misni lagi.

Kabar ditembaknya Nanong ternyata belum diketahui istri dan keluarga. Bahkan Yono yang juga ikut diboyong dalam penggrebekan oleh Densus 88 itu hanya bisa dipasrahkan pihak keluarga.

�Sampai saat ini suami dan adik saya belum tahu kabarnya, kami pasrah saja,� kata Misni.

Ditanya tentang kabar Marwan alias nanong, ibu anak 4 ini juga tidak tahu kondisi adiknya berada. �Kami tidak tahu, istrinya juga tak tahu, bahkan istri adik saya itu pusing karena capek ditanyai polisi,� kata Misni lagi.

Dari amatan  istri Nanong bernama Wanti tampak lesu dengan kejadian yang dialaminya. Bahkan wanita yang belum memilki anak itu tampak pasrah.

�Sudahlah saya tidak tahu, jangan tanya lagi,� kata Wanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut